Film Dead Poet's Society (1989)
Director:
Peter Weir
Peter Weir
Writer:
Tom Schulman
Stars:
Robin Williams, Robert Sean Leonard,
Ethan Hawke | See full cast and crew
Rating IMDb : 8.0
Walaupun film ini sudah klasik yaitu
pada tahun 1989 dan bahkan sejak saya belum dilahirkan di muka bumi kala itu,
tetapi film Dead Poets Society adalah film yang sangat menginspirasi serta
fenomenal untuk ditonton. Film ini sangatlah patut untuk ditonton, mengapa
demikian? karena pada film ini banyak terkandung nilai-nillai untuk pendidikan.
Film yang diperankan oleh aktor ganteng Robin Williams bercerita tentang
seorang pengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah khusus laki-laki pada 1970-an
yang memberi inspirasi muridnya untuk selalu membuat perubahan dalam hidup
mereka dan mengajak mereka tertarik puisi.
Film Dead Poets Society bercerita tentang
fenomena dunia pendidikan di Inggris pada tahun 1970'an. Ada tujuh anak lelaki,
yaitu Neil Perry (Robert Sean Leonard), Todd Anderson (Ethan Hawke), Knox
Overstreet (Josh Charles), Charlie Dalton (Gale Hansen), Richard Cameron (Dylan
Kussman), Steven Meeks (Allelon Ruggiero) dan Gerard Pitts (James Waterston)
baru saja masuk ke sebuah sekolah persiapan khusus untuk laki-laki yang
dijadikan setting dalam film ini bernama Welton Academy. Sekolah ini
diceritakan sebagai sebuah sekolah dengan beberapa prinsip yang dijunjung
tinggi prinsip-prinsip tersebut adalah honor (kehormatan), discipline
(disiplin), excellence (keunggulan), dan tradition (tradisi).
Seperti karakter dari sekolah unggulan, prinsip-prinsip itu sangat ditekankan
pada siswa-siswa di sekolah tersebut. Seperti pada umumnya sekolah unggulan,
dalam film ini diceritakan bahwa banyak orang tua yang tertarik untuk
menyekolahkan anaknya agar anaknya tersebut diterima di sekolah atau
universitas unggulan.
Film
ini diawali dengan mulai masuknya kembali siswa-siswa di sekolah itu setelah
liburan musim panas. Ada seorang siswa bernama Neil Perry mendapatkan seorang
teman sekamar baru yang bernama Todd Anderson. Todd sendiri sebelumnya tidak
bersekolah di Welton Academy. Tetapi, karena kakaknya (Jeffrey Anderson) yang
pernah menjadi siswa teladan dan bersekolah di situ maka dia pun dipindahkan
oleh orang tuanya. Neil dan beberapa orang temannya sering berkumpul untuk
belajar ataupun sekedar merokok yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Seperti
kebanyakan siswa di sekolah ini, alasan Neil untuk masuk adalah lebih karena
untuk melaksanakan perintah dari orang tuanya. Oleh karena itu, ketika ayahnya
menyuruh untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai asisten penyunting buku
tahunan karena dianggap akan mengganggu prestasi belajarnya, Neil tidak mampu
menolak. Padahal sebenarnya, Neil sangat menikmati dan menginginkan posisi itu.
Kenyataan yang dihadapi oleh Neil itu juga dialami oleh siswa-siswa lainnya.
Pada akhirnya, mereka terbiasa dengan sikap mengalah dan menurut kepada orang
tuanya. Mereka memilih untuk melaksanakan pilihan maupun perintah dari orang
tuanya dan melupakan keinginan mereka sendiri.
Dalam
rangka untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang dianut Welton Academy, guru yang mengajar disana sangat keras dan disiplin
terhadap para siswanya. Selain demi prinsip, hal tersebut juga dilakukan untuk
memastikan para siswanya dapat masuk ke universitas unggulan sesuai dengan
keinginan para orang tua siswa. Tidak jarang upaya tersebut menyebabkan proses
belajar di kelas menjadi monoton dan membosankan, seperti menghafal apa yang
diajarkan oleh guru maupun yang tertulis di buku. Tetapi hal itu, seakan-akan
tidak menjadi suatu masalah bagi para siswa karena mereka memang telah terbiasa
dengan kondisi seperti itu.
Kondisi
yang berbeda dialami oleh para siswa ketika John Keating, guru baru bahasa
Inggris masuk ke kelas. Perbedaan itu terlihat jelas dari metode mengajarnya
yang sangat berbeda. Ketika Keating masuk ke kelas untuk pertama kalinya, para
siswa sangat terkejut dan menganggap guru itu aneh. Tetapi lambat laun, para
siswa mulai memahami dan akhirnya mengagumi guru baru tersebut.
Sosok
dan cara mengajar Keating yang unik banyak mempengaruhi murid-muridnya,
terutama Neil dan teman-temannya. Mereka menemukan fakta bahwa semasa mudanya
dulu, Keating dan teman-temannya sering berkumpul di sebuah gua untuk membaca
puisi dan membentuk komunitas the Dead
Poet’s Society. Klub yang anggotanya gemar membaca puisi dan selalu punya
pemikiran berbeda dari yang lainnya menjadi inspirasi Neil dan kawan-kawan
untuk membentuk sebuah klub yang sama. Lambat laun pemikiran Neil dan
teman-temannya terbuka lebar berkat pengajaran yang dilakukan oleh Keating,
terlebih lagi mereka mendapatkan istilah baru yaitu Carpe Diem yang dalam
bahasa inggris berarti Seize The Day yang berarti raihlah
kesempatan menjadi motto baru dalam hidup mereka. Terutama Todd, remaja
paling pemalu diantara teman-temannya yang lain yang lambat laun menjadi
seorang yang berani mengutarakan isi hatinya berkat pola pikir Keating yang
selalu menginspirasi dan mendukungnya. Knox berani untuk menyatakan cinta pada
Chris. Charlie lebih bebas mengekspresikan dirinya. Pittsie dan Meeks berhasil
merakit radio buatan mereka. Neil untuk pertama kalinya menjadi tahu apa yang
dia inginkan dan ingin melakukan apa di masa depannya.
Film
ini merupakan sebuah cerita yang bisa dibilan banyak mempunyai pesan moral
sekaligus menyindir pemikiran-pemikiran Orthodox atau pemikiran
kaum kolot pada masanya. Freethinkers adalah jargon yang selalu
diucapkan oleh John Keating. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, seize
the day! Semua perkataan yang meluncur dari mulut Keating seolah-olah
merasuk kedalam diri Neill, Todd, Knox dan Dalton. Neill yang notabene seorang
murid yang paling pandai tahu bahwa berakting adalah kegemarannya dan impiannya
disamping mendapat nilai bagus terus-menerus di sekolah, kemudian Knox
mempraktekan betul apa itu yang disebut seize the day dengan cara
menemui gadis pujaan hatinya walau dia tahu bahwa gadis yang disukainya sudah
dimiliki orang lain, dan Todd, remaja pemalu yang akhirnya bisa mengungkapkan
isi hatinya dengan lantang ke seluruh orang. Betul, mereka adalah para pemuda
yang tahu dan paham betul makna pelajaran yang diberikan oleh Keating di setiap
kelasnya, tahu betul bahwa menjadi seorang yang bisa menikmati kehidupan,
cinta, dan keberadaan diri adalah modal penting untuk menjalanai hidup ini
selain menjadi bankir, pengacara maupun seorang dokter yang sukses.
Akan tetapi apa yang diajarkan oleh John Keating dianggap
tidak baik oleh pihak sekolah karena melenceng dari prinsip akademi Welton. Hal
ini memunculkan berbagai permasalahan, terlebih lagi adanya permasalahan antara
Neil dengan orangtuanya yang tidak sependapat. Neil ingin mengembangkan bakat
beraktingnya tetapi orangtuanya ingin dia menjadi dokter. Sehingga hal ini
membuat Neil tertekan. Ia semakin tertekan dan akhirnya melakukan bunuh diri
sebagai protesnya kepada orangtuanya dan sebelum bunuh diri ia memberikan pesan
“Ia
merencanakan hidupku tapi tak pernah menanyakan apa yang aku inginkan”. Pesan
ini menjadi sebuah senjata bagi orangtuanya untuk mencari penyebab Neil bunuh
diri. Orangtua Neil bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mengusut tuntas
permasalahan ini dan yang mereka curigai adalah guru sastra inggris yang tidak
lain adalah John Keating. Alhasil John Keating pun dikeluarkan dari sekolah.
Akan tetapi saat akan berpamitan para siswa yang dulu diajarnya merasakan
keberatan sehingga mereka melakukan suatu seperti yang dulu pernah diajarkan
oleh Keating.
Film ini adalah film yang
sangat menginspirasi sekali bagi kehidupan, terutama dengan obyeknya yaitu para
remaja yang masih berumuran 17 tahun dimana anak-anak tersebut menjadi harapan
orang tua di masa yang akan datang untuk merah kesuksesan. Namun jika kita
melihat konflik yan terjadi di film tersebut kebanyakan orang tua tidak
memperhatikan minat serta bakat dari anaknya sendiri, seharusnya sebagai orang
tua harus mendukung apa yang disenangi dan digemari anaknya bukan malah menekan
anaknya. Serta sekolah juga selalu berpegang pada prinsipnya dan tidak mau
mengembangkan proses belajarnya yang mampu menarik siswa dalam mencerna dan memahami
mata pelajaran yang diperoleh. Kebanyakan kebijakan yang diterapkan kurang
berpihak kepada siswa dan cenderung menjadikan siswa menjadi apatis dan
individualis. Seharusnya antara guru, orangtua dan sekolah melakukan segala
kebijakan yang tidak merugikan siswa. Siswa harus lebih diajak aktif dalam
berbagai pembelajaran yang dilakukan supaya mereka tidak hanya manghafal dan
memahami tetapi juga melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
pembelajaran yang mereka peroleh benar-benar memiliki kegunaan dalam
kehidupannya di masa mendatang.
Beberapa kata menarik yang diucapkan John Keating dalam film
tersebut yan saya dapat :
- Do what you want, seize the day!!
- I always thought the idea of education was to learn to think for yourself.
Tidak ada komentar untuk "Film Dead Poet's Society (1989)"
Posting Komentar